Typo dikenal
dikalangan pengguna media sosial karena kehadirannya yang terkadang menimbulkan
arti berbeda dari makna yang akan disampaikan dan tak jarang menimbulkan gelak
tawa bahkan bisa menimbulkan salah pengertian yang menyinggung lawan bicara.
Kesalahan
tipografi atau sekarang dikenal dengan Typo sebenarnya adalah kesalahan dalam
mengetikkan huruf sehingga sebuah kata bisa kehilangan makna atau seringkali
menimbulkan arti berbeda. Kejadian typo
pastinya bisa dialami siapa saja karena terburu-buru dalam mengetik atau adanya
format tertentu yang membaca dan mengedit secara otomatis teks yang dituliskan.
Sebuah kata
adalah susunan huruf yang memiliki arti dan tak jarang sebuah kata yang sama
memiliki arti yang berbeda tergantung penggunaannya dalam kalimat. Dan ada kalanya penggunaan dua atau lebih
huruf vocal menimbulkan efek penekanan terhadap kata yang di tulis, contohnya :
A: sudah
sampai?
B: belum
A:jangan
lama-lama
B: iyaaaaa
Dari penggalan
percakapan diatas kata iya yang di tambahkan lebih dari satu huruf a
dibelakangnya bukan typo melainkan penekanan atau mewakili perasaan kesal
terhadap pertanyaan sebelumnya. Tapi di percakapan yang berbeda karena
penulisan yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, seperti percakapan
berikut :
A: Jangan
lupa makaaaan
B: biasa
aja ngingetinnya !!!
Typo menjadi
suatu masalah karena saat berkomunikasi menggunakan handphone kita tidak
melihat secara langsung ekspresi orang yang diajak bicara sehingga penggunaan
kata yang tepat harus diperhatikan sehingga tidak menimbulkan makna ganda atau
pemahaman atas ekspresi pengirim pesan saat menulis kata.
Berhati hati
pada penggunaan gadget dengan layar sentuh karena seringkali letak huruf
berdekatan dan ukuran jari yang lebih besar menimbulkan arah penekanan tombol
kurang tepat. Huruf yang seringkali
tertukar diantaranya : u dengan i, m dengan n, s dengan d dan tak lupa tombol
enter yang seringkali menyebabkan belum tuntaskan teks tapi terlanjur terkirim.
Perhatikan benar-benar
hasil ketikan sebelum mengirimkan dan pastikan kita tahu siapa yang menerima
pesan tersebut jangan sampai kesalahan pengetikan itu sampai ke orang yang
lebih tua atau orang yang harusnya dihargai seperti guru, dosen, atau bos. Contoh typo mahasiswa ke dosen :
A: Pak,
maaf tugasnya dikirimkan via email atau dikumpulkan di ruangan Bapak?
B: Kirim
via email
A: Pak
sudah sayang kirim baru saja
A: Sudah
saya kirim pak maaf typo
Kesalahan diatas
terjadi karena beberapa jenis gadget menggunakan fasilitas koreksi teks atau
prediksi teks dimana cukup mengetikkan beberapa huruf maka sistem akan
memprediksi teks apa yang akan ditulis atau mengoreksi teks dengan aturan
penggunaan ejaan yang disesuaikan dengan bahasa yang dipilih contohnya
penulisan kata Teh bisa otomatis berubah menjadi The karena setting bahasa yang
digunakan adalah bahasa Inggris yang menyebabkan sistem mengkoreksi kata teh
yang seharusnya jenis minuman dalam bahasa Indonesia menjadi The sesuai dengan
bahasa yang dipahami sistem.
Sebagai penerima
pesan pun diharapkan kita tidak terburu-buru dalam mengartikan suatu pesan
sehingga tidak mudah tersinggung bila ada penulisan yang ternyata berbeda
dengan maksud penulis pesan sebenarnya.
Terkadang Typo juga bisa jadi hiburan tersendiri
saat mendapati kata-kata yang dihasilkan karena kesalahan penulisan itu
menghasilkan kata lain yang artinya jauh berbeda dengan kata sebenarnya. Maka berhati-hatilah dalam menulis suatu
pesan dan pastikan penggunaan tanda baca sudah sesuai dan jangan terburu-buru
mengartikan suatu pesan dan lebih di maklumi typo bisa terjadi kapan saja dan
di mana saja. (ATS/Pesona BSI)