Selasa, 13 Oktober 2015

TYPO, salah sedikit beda makna



Typo dikenal dikalangan pengguna media sosial karena kehadirannya yang terkadang menimbulkan arti berbeda dari makna yang akan disampaikan dan tak jarang menimbulkan gelak tawa bahkan bisa menimbulkan salah pengertian yang menyinggung lawan bicara.

Kesalahan tipografi atau sekarang dikenal dengan Typo sebenarnya adalah kesalahan dalam mengetikkan huruf sehingga sebuah kata bisa kehilangan makna atau seringkali menimbulkan arti berbeda.  Kejadian typo pastinya bisa dialami siapa saja karena terburu-buru dalam mengetik atau adanya format tertentu yang membaca dan mengedit secara otomatis teks yang dituliskan.

Sebuah kata adalah susunan huruf yang memiliki arti dan tak jarang sebuah kata yang sama memiliki arti yang berbeda tergantung penggunaannya dalam kalimat.  Dan ada kalanya penggunaan dua atau lebih huruf vocal menimbulkan efek penekanan terhadap kata yang di tulis, contohnya :

A: sudah sampai?

B: belum

A:jangan lama-lama

B: iyaaaaa

Dari penggalan percakapan diatas kata iya yang di tambahkan lebih dari satu huruf a dibelakangnya bukan typo melainkan penekanan atau mewakili perasaan kesal terhadap pertanyaan sebelumnya. Tapi di percakapan yang berbeda karena penulisan yang sama dapat menimbulkan salah pengertian, seperti percakapan berikut :

A: Jangan lupa makaaaan

B: biasa aja ngingetinnya !!!

Typo menjadi suatu masalah karena saat berkomunikasi menggunakan handphone kita tidak melihat secara langsung ekspresi orang yang diajak bicara sehingga penggunaan kata yang tepat harus diperhatikan sehingga tidak menimbulkan makna ganda atau pemahaman atas ekspresi pengirim pesan saat menulis kata.

Berhati hati pada penggunaan gadget dengan layar sentuh karena seringkali letak huruf berdekatan dan ukuran jari yang lebih besar menimbulkan arah penekanan tombol kurang tepat.  Huruf yang seringkali tertukar diantaranya : u dengan i, m dengan n, s dengan d dan tak lupa tombol enter yang seringkali menyebabkan belum tuntaskan teks tapi terlanjur terkirim.

Perhatikan benar-benar hasil ketikan sebelum mengirimkan dan pastikan kita tahu siapa yang menerima pesan tersebut jangan sampai kesalahan pengetikan itu sampai ke orang yang lebih tua atau orang yang harusnya dihargai seperti guru, dosen, atau bos.  Contoh typo mahasiswa ke dosen :

A: Pak, maaf tugasnya dikirimkan via email atau dikumpulkan di ruangan Bapak?

B: Kirim via email

A: Pak sudah sayang kirim baru saja

A: Sudah saya kirim pak maaf typo

Kesalahan diatas terjadi karena beberapa jenis gadget menggunakan fasilitas koreksi teks atau prediksi teks dimana cukup mengetikkan beberapa huruf maka sistem akan memprediksi teks apa yang akan ditulis atau mengoreksi teks dengan aturan penggunaan ejaan yang disesuaikan dengan bahasa yang dipilih contohnya penulisan kata Teh bisa otomatis berubah menjadi The karena setting bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris yang menyebabkan sistem mengkoreksi kata teh yang seharusnya jenis minuman dalam bahasa Indonesia menjadi The sesuai dengan bahasa yang dipahami sistem.

Sebagai penerima pesan pun diharapkan kita tidak terburu-buru dalam mengartikan suatu pesan sehingga tidak mudah tersinggung bila ada penulisan yang ternyata berbeda dengan maksud penulis pesan sebenarnya. 
Terkadang Typo juga bisa jadi hiburan tersendiri saat mendapati kata-kata yang dihasilkan karena kesalahan penulisan itu menghasilkan kata lain yang artinya jauh berbeda dengan kata sebenarnya.  Maka berhati-hatilah dalam menulis suatu pesan dan pastikan penggunaan tanda baca sudah sesuai dan jangan terburu-buru mengartikan suatu pesan dan lebih di maklumi typo bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. (ATS/Pesona BSI)

Ads Inside Post